Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Lebih Dekat dengan Suku Sasak di Desa Segenter Lombok

CahayaPerdana.com - Di balik gemerlap dan riuhnya sebuah destinasi pariwisata favorit, selalu ada sisi lain yang tak kalah menarik untuk diungkap. Sebagian besar wisatawan yang menyambangi Lombok tentu tak akan melewatkan berkelana di pulau-pulau sekitar Lombok yang memberi kepuasan menikmati kecantikan dunia di bawah air.

Akan tetapi, setelah puas bermandi matahari dan menikmati cantiknya dunia bawah laut di Gili Air, Gili Meno, dan Gili Trawangan, tak ada salahnya melongok ke Lombok Utara. Bukan. Bukan berarti harus segera menyingsingkan lengan untuk mendaki Gunung Rinjani. Lombok Utara pun punya sisi lain yang belum banyak terungkap, yang tak lain menuju salah satu desa tradisiohal yang terletak di kaki Gunung Rinjani, yaitu Desa Segenter.

Desa Segenter merupakan salah satu desa adat tertua Suku Sasak yang mempertahankan kehidupan asli sesuai dengan adat dan tradisi yang diwariskan para leluhur. Seperti yang dapat ditemui di Desa Sade, Lombok Tengah., yang lebih terkenal sebagai desa tradisional suku Sasak, bangunan rumah adat di Segenter juga menggunakan bahan bambu. Baik untuk tiang, pusuk dinding, pintu, bahkan untuk tempat penyimpanan barang berharga. Sementara itu, atapnya terbuat dari daun alang-alang dan lantainya terbuat dari tanah liat yang dicampur kotoran sapi.

Suku Sasak merupakan penduduk asli Lombok,  yang  memiliki keterikatan sejarah kuat dengan suku Bali. Hal itu terlihat jelas terutama dalam bahasa maupun budayanya. Maklum, pada abad ke-18, Lombok merupakan salah satu wilayah jajahan Kerajaan Gelgel dari Bali. Masa kependudukan itu pulalah yang menjadi titik mula masuknya suku Bali dalam jumlah besar ke Lombok hingga kini.

Campuran budaya Hindu dan Islam pun terlihat kuat dalam budayanya, yang merupakan pengaruh dari Kerajaan Majapahit - yang dulu berkuasa di Lombok - dan masuknya pengaruh agama Islam pada abad ke-16. Berkat pengaruh Sunan Giri, pada akhir abad ke-16 dan awal abad ke-17, suku Sasak memeluk agama Islam. Campuran pengaruh Islam dan Hindu itulah yang didapatkan dalam agama Wektu Telu, yang masih dianut oleh sebagian kecil suku Sasak. 

Selalu ada hal baru yang bisa ditelusuri dari setiap kehidupan penduduk asli suatu daerah. Bersentuhan langsung dengan kehidupan mereka tak hanya memberi esensi lebih dalam setiap agenda liburan Anda, tetapi juga mampu memperkaya batin. 
Maman Soleman
Maman Soleman Aktif menulis sejak tahun 1986 di media massa. Menjadi announcer di Radio Fantasy 93,1 FM sejak tahun 1999. Menjadi Blogger sejak tahun 2010. Sekarang aktif sebagai Content Writer untuk beberapa Blog/Website.
Follow Berita/Artikel Cahaya Perdana di Google News