Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Furniture untuk di Luar Ruang

CahayaPerdana.com - Furniture di luar ruang, adakah? Bukankah furniture yang selama ini dikenal "hanya" diperuntukkan bagi ruang-ruang di dalam bangunan? Seperti apakah bentuk-bentuk furniture untuk di luar ruang, apakah yang disebut dengan furniture untuk di luar ruang tersebut sama dengan bentuk-bentuk pelengkap taman? Iya dan tidak.

Iya, bahwa taman-taman kota membutuhkan pelengkap pendukung seperti bangku, kursi, lampu, tempat sampah, dan sebagainya. Tapi sekarang ini tidak sekadar taman-taman kota atau taman umum yang membutuhkan fasilitas pendukung itu. Setiap kawasan terbuka yang lingkungannya tertata umumnya akan membutuhkan furniture pendukung memadai. Selain bentuk-bentuk furniture ini menunjang keberadaan kawasan terbuka, furniture luar ruang yang dirancang khusus akan membuat kawasan tersebut menjadi lebih menarik dan hidup.


Kebutuhan furniture luar ruang pada kawasan permukiman biasanya lebih kompleks dibandingkan dengan kebutuhan yang sama untuk sebuah taman umum. Ini karena aktivitas para penggunanya pun lebih kompleks.

Pada sebuah taman kota atau taman umum di kota-kota besar dengan para pengunjung taman yang berkegiatan seperti berolah raga, berjalan-jalan santai, atau sekadar melepaskan letih, fasilitas furniture penunjangnya pun biasanya disesuaikan.

Lain halnya dengan sebuah permukiman seperti kota kecil atau kompleks-kompleks perumahan yang sekarang ini bermunculan di kota-kota besar. Di sana lengkap dengan segala bentuk fasilitas pendukung seperti pusat kegiatan olah raga, kebudayaan, play ground, mall, pasar basah, dan sebagainya. Semua itu diolah, dirangkum menjadi satu kesatuan yang tertata baik.

Furniture luar ruang akan sangat berperan di kawasan seperti ini. Selain terlibat secara fungsional, juga mendukung estetika kawasan. Sesuai dengan aktivitas yang terjadi dalam kawasan tersebut, kebutuhan furniture untuk di luar ruang kurang lebih sama furniture di dalam ruang. Ada meja, kursi, lampu, lemari, penyekat ruang yang bentuknya disesuaikan dengan atmosfer, atau suasana yang diinginkan.

Apa pun fungsi dan bentuknya, furniture di luar ruang memang punya persyaratan khusus. Hal ini karena setiap kawasan memiliki komunitas masyarakat yang berlainan.

Untuk permukiman di lingkungan masyarakat umum yang penghuninya terdiri dari berbagai kalangan dan profesi, kebiasaan dan latar belakang, mungkin sebaiknya pemilihan material, bentuk, dan warna lebih cenderung tidak menyulitkan dalam pemeliharaannya, bahkan sedapat mungkin free maintenance (bebas perawatan). Ini untuk menghindari tangan-tangan jahil yang senantiasa mengganggu dan merusak.

Sementara di permukiman dengan penghuni khusus lagi karena jenis profesi, kebiasaan dan latar belakang yang lebih bergengsi, memungkinkan gangguan tangan-tangan jahil tak banyak. Namun karena penempatannya di luar ruang, secara umum persyaratan yang harus dipenuhi antara lain:
  • Pemakaian material yang harus tahan cuaca, mudah dibersihkan, ramah lingkungan, misalnya batu alam, logam/metal, kayu, rotan (dengan perawatan khusus).     
  • Bentuk sebaiknya sederhana saja dan menyatu dengan tampilan kawasan secara total, misalnya kursi tidak perlu dilengkapi dengan bantalan (upholstery) atau bentuk yang rumit berliku karena akan sulit dalam perawatannya.
  • Pemilihan warna mungkin disesuaikan dengan lingkungan sekitar. Bila lingkungan bernuansa alami, sebaiknya material yang dipilih tidak membutuhkan pewarnaan lagi karena warna materialnya yang alami akan lebih menyatu dengan lingkungan sekelilingnya. Namun apabila lingkungan bernuansa modern dengan warna-warni di sekeliling, otomatis pemilihan warna disesuaikan.

Beberapa contoh bisa kita lihat di halaman ini.
  1. Deretan lampu jalan yang menerangi jalan utama menuju sebuah kawasan budaya di Bali, tiang lampunya ditutup oleh lempengan batu alam.
  2. Penutup lubang pembuangan aliran air di pedestrian (jalan khusus untuk pejalan kaki) terbuat dari lempengan besi. Agar lebih menarik, lempengan besi diberi motif daun dengan proses las sehingga lubang-lubang yang terjadi sesuai dengan bentuk motif.
  3. Bangku taman yang menyatu dengan lantai terbuat dari semen dengan tempelan batu sikat berukuran agak besar, bentuknya sangat fleksibel, bisa melengkung, bundar, kotak, dsb.
  4. Pencahayaan untuk pejalan kaki, tidak menampilkan lampu secara utuh tapi dengan cara menanamkannya di sepanjang sisi jalan. Bola lampu ditutup oleh kaca es setebal kurang lebih 1 cm sehingga bola lampu tidak terlihat, sementara cahaya membias ke atas menerangi jalan yang dilalui para pejalan kaki.
  5. Susunan menu makanan di depan sebuah rumah makan (kafe) terbuat dari kayu tebal. Agar menu menarik perhatian, mudah dilihat, dan dibaca, penempatan menu yang ukurannya lumayan besar ini dilengkapi dengan pencahayaan khusus.
  6. Dinding berukuran rendah di luar ruang dengan material lempengan batu kali dan gemercik air yang mengalir dari atas ke dalam kolam di bawahnya, dipergunakan sebagai penyekat pada sebuah area rekreasi. Hal ini untuk memisahkan dan menghalangi dua buah area yang tidak mungkin disatukan (seperti area makan dengan area peturasan).
  7. Lampu-lampu taman, bak.bunga, boks telefon, tempat membuang puntung rokok, bak sampah, dan sebagainya yang berfungsi sebagai pelengkap furniture dan sebagai elemen dekorasi di kawasan wisata yang terbuka, bisa dirancang dengan sangat menarik yang sanggup membuat kawasan menjadi lebih bergengsi.

Maman Soleman
Maman Soleman Aktif menulis sejak tahun 1986 di media massa. Menjadi announcer di Radio Fantasy 93,1 FM sejak tahun 1999. Menjadi Blogger sejak tahun 2010. Sekarang aktif sebagai Content Writer untuk beberapa Blog/Website.
Follow Berita/Artikel Cahaya Perdana di Google News