Tidur di Kasur Pasir di Desa Legung Madura Bikin Tubuh Sehat dan Tidur Lebih Nyenyak
CahayaPerdana.com - Menikmati sajian kuliner, seperti sate madura dan wisata alamnya itu biasa. Menikmati tidur di atas kasur super empuk di hotel, juga biasa. Hanya di Madura, Anda bisa menjumpai salah satu tradisi unik yang hingga kini masih dirawat, yakni kebiasaan tidur di atas kasur rasa pasir pantai.
Masyarakat Desa Legung Timur, Legung Barat, dan Dapenda, Kecamatan Batang-batang, Kabupaten Madura, terbiasa tidur di atas pasir. Kebiasaan tidur di pasir ini merupakan tradisi leluhur yang sudah berlangsung ratusan tahun. Bahkan, luar biasanya, banyak bocah di Desa Legung dilahirkan di atas kasur pasir sehingga kerap dijuluki manusia pasir.
Di setiap rumah di tiga desa tersebut pasti ada kamar yang memiliki tempat tidur berkasur pasir. Bukan berarti penduduk desa tersebut tidak mampu membeli kasur melainkan karena tradisi nenek moyang. Kendati memiliki kasur normal, penduduk desa lebih memilih tidur di atas kasur rasa pasir pantai.
Bangunan rumah penduduk di tiga desa tersebut pasti menyiapkan kamar yang di dalamnya ada kolam pasir. Pinggiran kolam dibuat dari batu bata. Kemudian, bidang tersebut diisi dengan pasir putih.
Selain di kamar, bidang pasir putih juga biasanya ada di halaman rumah. Tempat itu disediakan untuk duduk-duduk santai bercengkerama.
Pasir yang digunakan sebagai alas tidur diambil dari sekitar Pantai Lombang. Pasir itu diyakini tidak lengket di kulit atau di tubuh walaupun kulit dalam keadaan berkeringat. Butiran pasirnya memiliki tekstur yang lembut, halus, bersih, mengilap, dan memiliki warna putih gading. Sebelum digunakan sebagai kasur tidur, pasir harus dibersihkan dengan cara diayak agar bersih dari kotoran, batu, sampah, atau benda-benda berbahaya. Kemudian pasir dijemur agar tidak basah atau lembap.
Penduduk desa percaya bahwa tidur di atas kasur pasir mampu mengobati sakit rematik dan pegal linu. Mereka juga percaya bahwa melahirkan di atas pasir membeuat bayi lebih sehat. Selain itu, kasur rasa pasir juga sangat adaptif terhadap cuaca. Jika musim panas, kasur pasir terasa dingin. Di musim hujan, kasur terasa hangat di badan. Menurut penduduk setempat, tidur di atas pasir bisa lebih nyenyak dibandingkan degan tidur di atas kasur yang harganya mahal sekalipun.
Untuk pergi ke desa-desa tersebut tidak membutuhkan waktu lama. Dari Sumenep hanya berjarak 31 km atau sekira 45 menit perjalanan. Begitu Anda tiba di tempat tujuan, lelah Anda akan segera terobati dengan menggeliatkan badan di atas kasur pasir ini. [Maman Soleman / Anandita Fitriani Pratama / PRM / 02122018]