Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pembelajaran Yang Bermutu Dan Mencerdaskan


CahayaPerdana.com - Dalam proses pembelajaran, guru harus mampu menciptakan kelas sebagai laboratorium demokrasi supaya peserta didik terlatih dan biasa berbeda pendapat. Kebiasaan ini penting dikondisikan sejak di bangku sekolah, agar terbiasa berbeda pendapat secara jujur, sportif, mengakui kekurangan sendiri, siap menerima pendapat orang lain dan mampu memecahkan masalah yang dihadapinya. Perbedaan pendapat yang mengarah pada konflik interpersonal asalkan sesuai dengan aturan diskusi yang baik disertai sikap positif dapat membantu menumbuhkan kesehatan mental siswa. Sebaliknya hal yang perlu dihindari adalah bila perbedaan pendapat itu menjurus pada konflik yang bersifat intrapersonal dapat merugikan kesehatan mental siswa.

Peran guru dalam pelaksanaan pembelajaran adalah sebagai fasilitator, mediator, director motivator, dan evaluator. Sebagai fasilitator, guru harus memiliki sikap antara lain, mampu menciptakan suasana kelas yang nyaman dan menyenangkan, membantu dan mendorong siswa mengungkapkan dan menjelaskan keinginannya baik secara individu maupun kelompok, membantu kegiatan dan menyediakan alat dan sumber belajar demi kelancaran belajar, membina siswa agar menjadi sumber yang bermanfaat bagi yang lainnya, menjelaskan tujuan kegiatan dan meng-atur penyebaran dalam bertukar pendapat.

Guru sebagai mediator berperan menjadi penghubung dalam menjembatani dan mengaitkan materi pembelajaran dengan permasalahan yang berkembang di lapangan atau kehidupan nyata. Peran ini sangat penting dalam menciptakan pembelajaran yang bermakna (meaningful learning), yaitu menunjukkan bahan yang dipelajari memiliki kaitan makna dan wawasan dengan apa sudah dimiliki oleh siswa sehingga mengubah apa yang menjadi milik siswa. Di samping itu, juga berperan dalam menyediakan sarana pembelajaran, agar suasana belajar tidak monoton dan membosankan. Dengan kreativitasnya, guru diharapkan dapat mengatasi keterbatasan sarana sehingga tidak menghambat suasana pembelajaran.

Sebagai director motivator, guru berperan dalam membimbing jalannya diskusi, dan membantu kelancarannya tanpa memberitahukan jawaban. Guru berperan memberikan semangat pada siswa untuk aktif berpartisipasi. Peran ini sangat penting sekali dalam rangka memberikan semangat dan dorongan belajar, baik dalam mengembangkan keberanian, kemampuan dalam bekerjasama dan mengembangkan rasa empati maupun berkomunikasi saat bertanya, mengemukakan pendapat atau penyampaian permasalahan.

Berdasarkan teori motivasi, peran teman sebaya dalam belajar berkelompok memegang peran penting untuk memunculkan motivasi dan keberanian siswa dalam mengembangkan potensi belajarnya secara maksimal. Oleh karena itu, guru harus menciptakan iklim yang kondusif, agar terjalin interaksi dan dialog yang sangat baik antara guru siswa dan siswa dengan siswa lainnya.

Peran guru sebagai evaluator yaitu melakukan penilaian kegiatan PBM yang sedang berlangsung baik secara perorangan maupun kelompok. Penilaian dilakukan selain berbentuk tes juga dapat dilakukan dengan alat tes lainnya berupa pengumpul data yang berbentuk catatan observasi terhadap aktivitas belajar siswa di kelas.

Keterlibatan guru dalam pembelajaran sesuai dengan peran di atas akan melahirkan proses pembelajaran yang bermutu dan mencerdaskan. Berdasarkan kajian Isjoni (2008), dalam pembelajaran ini, siswa dibina secara intensif dengan memperlihatkan lima komponen pembelajaran. Pertama, saling ketergantungan (interdependence) positif. Siswa menyadari bahwa setiap anggota kelompok harus bekerjasama dalam menjayakan kelompoknya dengan semboyan "sambil berenang, minum air bersama". Peran guru menstruktur cara-cara siswa bekerja melalui model struktur dan membuat prosedur kerja, supaya siswa saling memberikan perkongsian makhlumat kepada yang lain, sehingga di antara mereka saling ketergantungan dalam menyelesaikan tugasnya.

Kedua, interaksi bersemuka. Siswa dalam kelompok saling membantu, menggalakkan dan menyokong sesama rekan dalam menyelesaikan tugasnya, karena mereka saling bersandar satu sama lainnya. Peran guru hanya menggalakkan anggota kelompok untuk saling ketergantungan positif.

Ketiga, pertanggungjawaban secara individu. Guru mesti mengukur ketercapaian prestasi yang dicapai oleh setiap siswa walaupun mereka belajar secara bekerjasama, tetapi mereka tetap memperlihatkan peningkatan kemampuan masing-masing terhadap penguasaan materi pelajaran sebagai indikator ketercapaiannya.

Keempat, kemampuan sosial. Guru berusaha untuk membina dan memantau kerjasama siswa dalam kelompok supaya mereka menunjukkan kemampuan sosial secara kooperatif, seperti kemampuan memimpin secara bergantian, menyelesaikan masalah, membuat, keputusan, membina kepercayaan dan menjalin komunikasi.

Kelima, menilai proses kelompok. Guru berusaha untuk memperbaiki proses kerja kelompok siswa, misalnya bagaimana baiknya siswa dapat bekerjasama mencapai tujuan pembelajaran secara kooperatif. Siswa dapat memelihara hubungan baik dengan kelompoknya melalui arahan guru.

Kelima kelompok tersebut di atas mesti diperlihatkan oleh semua anggota kelompok dalam bekerjasama sesuai dengan tujuan pembelajaran yang diinginkan, begitu juga peran guru dalam pembelajaran harus memperhatikan kelima komponen itu. Oleh karena itu, sangat tepat jika pembelajaran dilaksanakan bermula pada jenjang pendidikan dasar atau kelas rendah. Dengan demikian akan terbiasa belajar untuk saling ketergantungan dan mempunyai tanggung jawab individu terhadap tugas belajar.

Menurut Featherstone (2000), bahwa semua anggota kelompok dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan pemahaman tentang idea pelajaran yang dijelaskan oleh rekan sebaya melalui komponen yang terkandung di dalamnya. Mereka dapat saling membantu dan bekerjasama dalam setiap peringkat kebolehan akademik, seperti siswa cerdas, sederhana, dan lemah. Di samping itu, mereka diberi peluang untuk berbagi tugas dalam kelompok yang melibatkan semua siswa, tanpa melihat kemampuan masing-masing agar tercipta kemahiran kolaboratif dalam mencapai kejayaan kelompoknya.

Dalam pembelajaran ini, yang terpenting setiap siswa dapat menunjukkan kemahiran interpersonal melalui bimbingan guru dan teman sebaya. Hal ini bertujuan agar anggota kelompok dapat melahirkan kecakapan sosial yang lebih interaktif dan berkesan. Ini menuntut semua anggota kelompok untuk bekerjasama dengan aktif, komunikatif, dan kooperatif dalam menyelesaikan tugas kelompok yang menjadi bebannya.

Maman Soleman
Maman Soleman Aktif menulis sejak tahun 1986 di media massa. Menjadi announcer di Radio Fantasy 93,1 FM sejak tahun 1999. Menjadi Blogger sejak tahun 2010. Sekarang aktif sebagai Content Writer untuk beberapa Blog/Website.
Follow Berita/Artikel Cahaya Perdana di Google News