Menjadi Tua, Siapa Takut?
CahayaPerdana.com - Sebagian penduduk lansia merupakan suatu potensi karena kelompok usia ini masih memiliki kemampuan yang dapat dimanfaatkan untuk beramal sholeh. Aspek-aspek seperti pengalaman, ketrampilan, sikap kerja yang lebih disiplin, serius dan bertanggungjawab memungkinkan para lansia melakukan kegiatan yang tidak hanya mengandalkan kekuatan fisik semata.
Kapan Seseorang Mulai Tua?
Setiap orang akan berbeda-beda dalam mencapai usia lanjut. Terdapat dua faktor yang berpengaruh yang tidak dapat dipisahkan antara keduanya, yaitu faktor genetika dan lingkungan. Karena itu sering kita jumpai orang muda yang kelihatan tua, atau sebaliknya orangtua yang masih segar bugar jasmaninya. Dalam geriatri yang dianggap penting adalah usia biologis (hayati) dan bukan usia kronologis (umurnya). Orang bisa saja menipu umur tetapi tidak dapat menipu usia biologis.
Kebanyakan orang percaya bahwa proses penuaan tidak dapat dihindari, dan berdasarkan pengalaman atau pengamatan yang dilakukan, proses penuaan ini hampir selalu tidak menyenangkan. Beberapa perubahan yang terjadi pada seseorang akibat bertambahnya umur antara lain:
- Fungsi biologis menurun, misalnya menurunnya daya cerna, sukar buang air, menurunnya penyaringan air seni oleh glomerulus.
- Bertambah sering sakit, terutama penyakit degeneratif, seperti penyakit jantung, tekanan darah tinggi, diabetes, dan lain-lain.
- Berkurangnya nafsu makan disebabkan oleh kemampuan indera yang menurun.
Secara ilmiah manusia sebenarnya memiliki potensi untuk hidup sampiai 100 tahun, bahkan lebih. Meningkatnya standar kualitas hidup manusia (termasuk asupan gizi dan sarana kesehatan) telah memungkinkan seseorang untuk hidup lebih lama.
Penelitian untuk mengetahui proses penuaan yang terjadi, telah dilakukan oleh Baltimore Longitudinal Study sejak tahun 1958. Dalam penelitian tersebut terungkap bahwa beberapa orang yang berusia 70-80 tahun memiliki sistem kardiovaskuler (jantung dan pembuluh darah) yang leibh sehat dibandingkan dengan mereka yang masih berumur 30 - 40 tahun.
Kenyataan tersebut menunjukkan bahwa jantung orang yang sudah tua (jika dia terbebas dari. penyakit) dapat memompa sebaik jantung orang yang masih muda. Hal ini menjadi bukti yang kuat bahwa terjadinya kegagalan jantung bukan semata-mata disebabkan oleh faktor ketuaan. Ternyata apa yang akan dialami pada proses penuaan merupakan akumulasi pola hidup seseorang semasa muda. Misalnya apakah makanan yang dimakan gizinya seimbang atau tidak, kebiasaan merokok, minum alkohol dan berolahraga. Dengan bahasa yang lebih sederhana dapat dikatakan, bahwa apa yang disebut dengan proses penuaan sebenarnya lebih berkaitan dengan bagaimana cara kita hidup daripada berapa lama kita hidup.
Orang yang semasa mudanya banyak menggunakan otaknya akan semakin kecil mengalami penurunan fungsi otak. Seperti halnya tubuh, otak pun memerlukan latihan agar dapat berfungsi dengan baik walaupun usia sudah tidak muda lagi. Latihan otak dapat berupa membaca Al Qur'an, majalah, buku, mendengarkan nasihat, mengikuti berita atau lainnya yang menuntut partisipasi individu secara penuh dan menantang.
Hal penting yang patut mendapat perhatian dari beberapa hasil penelitian ini adalah dengan menjaga kesehatan yang baik, fungsi-fungsi vital tubuh dapat dipertahankan dengan baik pula. Dua faktor terpenting untuk mendukung kesehatan yang baik adalah mengkonsumsi makanan yang mempunyai gizi seimbang dan berolahraga secara teratur.
Implikasi Gizi pada Lansia
Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu berhadapan dengan konsumsi gizi dengan segala macam aspeknya. Kecukupan gizi dipengaruhi oleh umur, jenis kelamin, aktivitas sehari-hari dan status kesehatan. Pengurangan konsumsi energi (sekitar 30%), mineral dan vitamin sesuai dengan yang dibutuhkan telah dilakukan pada tikus percobaan dengan hasil, "Tikus tampak lebih segar dibandingkan dengan yang diberi diit ad libitum (sekenyangnya). Umurnya mencapai 1500 hari, sedangkan dengan diit sekenyangnya umurnya kurang dari 1000 hari. Derajat kekebalannya lebih tinggi. Peluang menderita kanker lebih rendah (7%), dibandingkan dengan yang diberi diit biasa (73%)."
Berdasarkan beberapa hasil penelitian, untuk mencapai vitalitas yang tinggi pada usia lanjut dianjurkan memperhatikan hal-hal berikut:
- Membatasi konsumsi energi dengan menghindari makanan yang terlalu banyak lemak atau minyak. Makan nasi atau roti yang tidak terlalu putih. Hindari makan organ tubuh hewan (jeroan, paru, jantung). Kurangi mengkonsumsi gula. Dan lebih banyak makan ikan.
- Makanlah beraneka ragam makanan, karena zat-zat gizi dari bahan makanan akan saling melengkapi. Empat Sehat Lima Sempurna perlu diterapkan yaitu ada karbohidrat (nasi), protein (lauk pauk), sayuran dan buah-buahan, dan jika mampu disempurnakan dengan susu.
- Pertahankan berat badan normal.
- Kurangi makan garam, dengan cara belajar menyenangi makanan yang tidak asin. Rendamlah ikan asin sebelum dimasak. Kurangi makanan kecil yang rasanya asin seperfi kacang goreng, popcorn, potato chip dan lain-lain.
- Lebih banyak makan sayuran.
- Lebih banyak makan buah-buahan.
- Jika punya kemampuan dan tidak diare minumlah susu skim 1 atau 2 gelas sehari.